Pemilihan
Metode Prototype Dalam Pengembangan System Informasi Rumah Sakit
Membangun
system informasi di rumah sakit dikenal sangat kompleks, padat karya dan padat
modal. Untuk itu dibutuhkan metode pembangunan system agar dapat menuntun
analis system untuk menghasilkan system yang standar. Didunia system informasi
dikenal beberapa metode prototype, metode spiral dan metode daur hidup. Ketiga – tiganya memiliki kelebihan dan
kekurangan yang mengharuskan mengambil keputusan di tingkat manajerial lebih berhati
– hati agar tidak terjadi kondisi “ chaos “ akibat siste tersebut. Metode
prototype yang akan dibahas dapat memberikan gambaran / ide bagi seorang
analist sisitem untuk menyajikan gambaran secara lengkap. Dengan demikian
manajer rumah sakit akan dapat melihat model system tersebut baik dari sisi
tampilan maupun teknik procedural yang akan dibangun. Ada dua jenis metode
prototype yang dikembangkan yakni metode prototype pertama lebih singkat dan
kurang rinci dibandingkan metode prototype
yang kedua :
Metode
prototype 1 :
1. Mengidentifikasi
kebutuhan pemakai
Analist system melakukan
studi kelayakan dan studi terhadap kebutuhan user, yang meliputi metode
interface, teknik procedural maupun teknologi yang digunakan.
2. Mengembangkan
prototype
Analist sistem bekerja sama
dengan programmer mengembangkan prototype untuk memperlihatkan kepada manajer
rumah sakit permodelan yang akan dibangun.
3. Menentukan
prototype
Analist system mendeteksi
dan mengidentifiksai sejauh mana permodelan yang dibuat sesuai dengan harapan
user termasuk perbaikan – perbaikan yang di inginkan atau bahkan harus merombak
keseluruhan.
4. Penggunaan
prototype
Analist system akan
menyerahkan kepada programmer untuk mengimplementasikan model yang disetujui
menjadi suatu system.
Selanjutnya pada metode
prototype 2, ditambahkan langkah :
1. Menguji
system operasional
Programmer akan melakukan
uji coba dengan data primer maupun sekunder untuk memastikan bahwa sisem dapat
berlangsung dengan baik dan benar.
2. Menentukan
system operasional
Pada tahap ini sudah mulai
negosiasi tentang system, apakah
diterima atau tidak perlu dirombak atau diteruskan.
3. Jika
system telah disetujui, tahap terakir adalah “ implementasi “.
Metode prototype ini cocok
untuk digunakan untuk pengembangan skala
kecil karena kurang rincinya tahapan yang dilalui dan kurangnya prose
dokumentasi.
Keuntungan dan kerugian dengan metode
prototype :
Keuntungan :
- Terjadi
komunikasi aktif antara analist, programmer, user dan manajer RS.
- User
ikut terlibat secara aktif dan partisipatif dalam menentukan model system yang
digunakan, dengan kata lain “ system dengan perspektif pemakai.
- Dengan
metode ini meningkatkan kepuasan user karena harapan dan keinginan dapat
terimplementasi dengan baik, sementara biaya pengembangan system mmenjadi lebih
hemat.
Kerugian
yang dapat terjadi :
- Kurangnya
dokumentasi sehingga bbila terjadi kesalahan cukup untuk memperbaikinya.
- User
dalam perjalanan pembangunan system mengembangkan ide – ide dan gagasan
sehingga kadang menjadi sangat luas dan sulit untuk diimplementasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar