SISTEM
INFORMASI RM BERBASIS ELEKTRONIK
Berdasarkan
sumber yang saya baca Sistem informasi Rekam medik elektronik(rekam medik
berbasis-komputer) adalah sistem penyimpanan informasi secara elektronik
mengenai status kesehatan serta pelayanan kesehatan,yang diperoleh pasien
sepanjang hidupnya dan tersimpan sedemikian hingga dapat melayani berbagai
pengguna rekam yang sah(Shortliffe, 2001).
Sistem
informasi rekam medik elektronik kini telah banyak diterapkan oleh Rumah
Sakit-Rumah Sakit yang ada di Indonesia sebab telah terbukti memberi kemudahan
pada petugas pelayanan kesehatan,sehingga mempercepat proses yang akan
diperlukan baik bagi pihak rumah sakit maupun bagi pihak pasien tersebut.
Sistem
informasi rekam medik eletronik pada era saat ini sangat membantu kinerja
petugas pelayanan kesehatan karena memberi kemudahan-kemudahan dalam mendata
segala sesuatu tentang pasien untuk dibutuhkan dengan cara yang cepat.
Namun
dibalik kemudahan-kemudahan yang terdapat dalam sistem informasi rekam medik
elektronik terdapat pula kelemahan-kelemahan dalam
mengoperasikannya,seperti:membutuhkan biaya yang tidak sedikit,diperlukan
sistem jaringan serta system. Membangun sistem informasi di rumah sakit dikenal
sangat kompleks, padat karya, dan padat modal. Untuk itu dibutuhkan metode
pembangunan sistem agar dapat menuntun analist sistem untuk menghasilkan sistem
yang standar.
Di dunia
sistem informasi dikenal beberapa metode pembangunan sistem informasi yakni
dengan metode Prototype,metode spiral dan metode daur hidup. Ketiga-tiganya
memiliki kelebihan dan kekurangan yang mengharuskan pengambil keputusan di
tingkat manajerial lebih berhati-hati agar tidak terjadi kondisi “chaos” akibat
sistem tersebut.
Metode
prototype yang akan dibahas dapat memberikan gambaran/ide bagi seorang analist
sistem untuk menyajikan gambaran secara lengkap. Dengan demikian manajer rumah
sakit akan dapat melihat model sistem tersebut baik dari sisi tampilan maupun
teknik prosedural yang akan dibangun. Ada 2 jenis metode prototype yang
dikembangkan yakni metode Prototype pertama lebih singkat dan kurang rinci
dibandingkan metode prototype jenis yang kedua.
Metode Prototype 1 :
1. Mengidentifikasi Kebutuhan pemakai
Analist
sistem melakukan studi kelayakan dan studi terhadap kebutuhan user, yang
meliputi model interface, teknik prosedural maupun teknologi yang digunakan.
2. Mengembangkan Prototype
Analist
sistem bekerja sama dengan programer mengembangkan prototype sistem untuk
memperlihatkan kepada manajer rumah sakit pemodelan yang akan dibangun.
3. Menentukan prototype
Analist
sistem mendeteksi dan mengidentifikasi sejauh mana pemodelan yang dibuat sesuai
dengan harapan user termasuk perbaikan-perbaikan yang diinginkan atau bahkan
harus merombak secara keseluruhan.
4. Penggunaan Prototype
Analist sistem
akan menyerahkan kepada programmer untuk mengimplementasikan model yang
disetujui menjadi suatu sistem.
Selanjutnya
pada metode prototype 2, ditambahkan langkah:
1. Menguji sistem operasional
1. Menguji sistem operasional
Programer
akan melakukan ujicoba dengan data primer maupun sekunder untuk memastikan
bahwa sistem dapat berlangsung dengan baik dan benar.
2. Menentukan sistem Operasional
2. Menentukan sistem Operasional
Pada tahap
ini sudah mulai negosiasi tentang sistem, apakah diterima atau tidak, perlu
dirombak atau diteruskan.
3. Jika sistem telah disetujui , tahap terakhir adalah “Implementasi”
3. Jika sistem telah disetujui , tahap terakhir adalah “Implementasi”
Metode
prototype ini cocok di gunakan untuk pengembangan skala kecil karena kurang
rincinya tahapan yang dilalui dan kurangnya proses dokumentasi.
Keuntungan dan kerugian dengan metode Prototype.
Keuntungan yang diperoleh dengan metode ini:
a. Terjadi komunikasi aktif antara analist , programer, user dan manajer RS
b. User ikut terlibat secara aktif dan partisipatif dalam menentukan model sistem yang digunakan, dengan kata lain “Sistem dengan perspektif pemakai”.
c. Dengan metode ini meningkatkan kepuasan user karena harapan dan keinginan dapat terimplementasi dengan baik, sementara biaya pengembangan sistem menjadi lebih hemat.
Keuntungan yang diperoleh dengan metode ini:
a. Terjadi komunikasi aktif antara analist , programer, user dan manajer RS
b. User ikut terlibat secara aktif dan partisipatif dalam menentukan model sistem yang digunakan, dengan kata lain “Sistem dengan perspektif pemakai”.
c. Dengan metode ini meningkatkan kepuasan user karena harapan dan keinginan dapat terimplementasi dengan baik, sementara biaya pengembangan sistem menjadi lebih hemat.
Kerugian yang dapat terjadi :
a. Kurangnya dokumentasi sehingga bila terjadi kesalahan cukup sulit untuk memperbaikinya.
b. User dalam perjalanan pembangunan sistem mengembangkan ide-ide dan gagasannya sehingga kadang menjadi sangat luas dan sulit untuk diimplementasikan.
a. Kurangnya dokumentasi sehingga bila terjadi kesalahan cukup sulit untuk memperbaikinya.
b. User dalam perjalanan pembangunan sistem mengembangkan ide-ide dan gagasannya sehingga kadang menjadi sangat luas dan sulit untuk diimplementasikan.
(Referensi: raymond Mc.Leod,Jr,1995)
Yoyok-simkesnonreg2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar